"Apa Tujuan Anda Dalam Hidup Ini"

Kamis, 22 Desember 2011

Belajar Mencintai Orang Lain

Suatu hari ketika Rasulullah SAW duduk di antara para sahabatnya, datanglah seorang pemuda dengan agak tergesa-gesa. Sebagai seorang pemuda yang sedang bergelora, ia sering terjerumus ke hal-hal yang negatif, yaitu perbuatan zina. Ia tahu bahwa perbuatan seperti itu tidak pantas dilakukan, tetapi ia merasa sulit untuk mengatasi gelora nafsunya. Pemuda itu berkata, ''Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah aku melakukan perbuatan zina.'' Gemparlah majelis Rasulullah SAW itu. Untuk apa pemuda itu menanyakan sesuat yang sudah jelas jawabannya, demikian kata mereka yang hadir. Bahkan tidak sedikit di antara mereka yang mencibir pertanyan pemuda itu.

Namun, Nabi Muhammad tetap bijaksana dalam menanggapi pertanyaan pemuda itu. Rasulullah berkata kepada para sahabat, ''Suruhlah pemuda itu mendekatiku.'' Maka pemuda itu pun mendekati beliau. Setelah pemuda itu duduk di dekat beliau, maka dengan lembut Rasulullah SAW berkata kepadanya, ''Wahai anak muda, apakah kamu suka bila perzinaan itu dilakukan atas diri ibumu?'' Ia menjawab, ''Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'' Beliau bersabda, ''Nah! Demikian perasaan orang lain, ia juga tidak suka bila hal itu terjadi pada diri ibunya.'' Rasulullah SAW berkata, ''Wahai anak muda, apakah kamu rela bila hal itu terjadi atas diri putrimu?

'' Ia menjawab, ''Tidak. Demi Allah, biarlah Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.'' Beliau bersabda, ''Nah! Orang lain pun demikian, ia tentu tidak rela bila hal itu terjadi pada diri putrinya.'' Rasulullah SAW mengajukan pertanyaan serupa jika hal itu menimpa bibi ataupun saudara perempuannya. Pemuda itu mengemukakan jawaban yang sama. Rasulullah SAW bersabda, ''Wahai anak muda, ketahuilah bahwa tidak seorang pun yang rela terhadap perbuatan yang menodai kehormatan keluarganya.'' Kemudian beliau meletakkan tangan beliau pada pemuda tersebut seraya berkata, ''Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya.

'' Sesudah kejadian itu, pemuda tersebut tidak pernah lagi melakukan perbuatan yang menodai kehormatan orang lain. (HR. Ahmad). Egoisme adalah bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin dihilangkan, untuk itu perlu dikendalikan dengan rasa cinta terhadap sesamanya. Sebab, jika tidak, ia akan melahirkan bencana kemanusiaan. Pemerkosaan, pencurian, perampokan, pembunuhan, dan korupsi itu terjadi karena pelakunya tidak berpikir seandainya yang menjadi korban tindakannya itu adalah dirinya sendiri atau keluarganya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda, ''Salah seorang di antara kalian belum dikatakan beriman yang sebenarnya sebelum ia mencintai saudaranya (orang lain) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.'' (HR Bukhari). (Muhammad Bajuri)

sumber : republika

Sabtu, 03 Desember 2011

KITA SEBENARNYA..

Kita itu sebenarnya...
  • Lebih gembira menyambut 1 Januari daripada 1 Muharram
  • Lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal
  • Lebih membesarkan hari Sabtu, Minggu daripada hari Jum’at
  • Lebih khusyuk mendengar Lagu daripada mendengar Adzan
  • Lebih suka Tidur dan Nonton TV dari pada Sembahyang
  • Lebih tahu tentang artis pujaan kita dari pada nama nabi-nabi Allah
  • Lebih suka menyebut hello!.. hai! daripada Assalamuallaikum
  • Lebih suka menyanyi daripada berwirid, bertahmid
  • Lebih suka memuji manusia daripada memuji Tuhan kita sendiri
  • Lebih suka membaca majalah hiburan daripada buku-buku agama
  • Lebih suka ke konser, karaoke daripada ceramah agama
  • Lebih suka melihat wanita dengan pakaian sexy daripada wanita berjilbab
  • Lebih suka memaki, mengumpat orang daripada memuji mereka
  • Lebih suka mencarut, @#!*@!! daripada menyebut ‘MasyaAllah’
  • Lebih suka kemungkaran daripada berbuat kebaikkan
  • Lebih bangga dengan kejahilan kita daripada bersyukur dengan keimanan kita
  • Lebih cinta urusan dunia daripada urusan akhirat
TETAPI kalau orang bertanya tentang arah tujuan kita, kita pasti akan jawab
Kita Sebenarnya...
Lebih suka menuju ke Surga daripada ke Neraka.
Layakkah kita dengan Surga milik Allah SWT ???
"Hai Kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amalan yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa dihisab." (Surah Al Mu'min ; ayat 39-40)

From : Syed (bc980024@siswa.utm.my)

Kamis, 01 Desember 2011

Tampang itu Perlu

Nasrudin hampir selalu miskin. Ia tidak mengeluh, tapi suatu hari istrinyalah yang mengeluh.

"Tapi aku mengabdi kepada Allah saja," kata Nasrudin.

"Kalau begitu, mintalah upah kepada Allah," kata istrinya.

Nasrudin langsung ke pekarangan, bersujud, dan berteriak keras-keras, "Ya Allah, berilah hamba upah seratus keping perak!" berulang-ulang. Tetangganya ingin mempermainkan Nasrudin. Ia melemparkan seratus keping perak ke kepala Nasrudin. Tapi ia terkejut waktu Nasrudin membawa lari uang itu ke dalam rumah dengan gembira, sambil berteriak "Hai, aku ternyata memang wali Allah. Ini upahku dari Allah."

Sang tetangga menyerbu rumah Nasrudin, meminta kembali uang yang baru dilemparkannya. Nasrudin menjawab "Aku memohon kepada Allah, dan uang yang jatuh itu pasti jawaban dari Allah."

Tetangganya marah. Ia mengajak Nasrudin menghadap hakim. Nasrudin berkelit, "Aku tidak pantas ke pengadilan dalam keadaan begini. Aku tidak punya kuda dan pakaian bagus. Pasti hakim berprasangka buruk pada orang miskin."

Sang tetangga meminjamkan jubah dan kuda.

Tidak lama kemudian, mereka menghadap hakim. Tetangga Nasrudin segera mengadukan halnya pada hakim.

"Bagaimana pembelaanmu?" tanya hakim pada Nasrudin.

"Tetangga saya ini gila, Tuan," kata Nasrudin.

"Apa buktinya?" tanya hakim.

"Tuan Hakim bisa memeriksanya langsung. Ia pikir segala yang ada di dunia ini miliknya. Coba tanyakan misalnya tentang jubah saya dan kuda saya, tentu semua diakui sebagai miliknya. Apalagi pula uang saya."

Dengan kaget, sang tetangga berteriak, "Tetapi itu semua memang milikku!"

Bagi sang hakim, bukti-bukti sudah cukup. Perkara putus.


dikutip dari : bunga rampai seri-10

Cara Mudah Membuat Es Krim Cup

Haaaaiiii.. Wah gak kerasa 6 tahun sudah ini blog mati suri, banyak yang berubah pasti ya, tapi kalo soal iseng buat bikin sesuatu mah gak...